selamat datang di blog saya
walaupun tak banyak yang saya tulis/terbitkan smoga dapat meghibur,, stelah baca jnga lupa kritik sarannya + coment
terimakasihhhhhhh.............

Selasa, 22 Desember 2015

I'm Believe



Perkenalkan namaku Tia, anak pertama dari dua bersaudara. Aku lahir dari keluarga yang berkecukupan. Pergi sekolah, pulang, lalu pergi mengajar TPA. Itulah kegiatan ku sehari-hari.
Sekarang aku sudah beranjak kelas 3 SMK di sekolah yang memang aku inginkan. Kegiatan sekolah yang mulai padat dikarenakan aku akan menjalani ujian kelulusan, membuatku meninggalkan kegiatan ku mengajar TPA. Berangkat pukul 7.00 pagi dan ditambah tutor sehingga membuat aku pulang pukul 5.00 sore.
Beberapa bulan kemudian, hari kelulusan pun tiba. Memang nilaiku tak seberapa. Tapi aku puas dengan hasil yang aku peroleh. Sama dengan teman-teman yang lain tentu saja aku sangat ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Ayah dan Ibu tentu sangat mendukung aku melanjutkan pendidikan. Ayah telah menyiapkan tabungan untukku guna mendaftar ataupun membayar semesteran  saat masuk ke Universitas nanti. Suatu malam, ibu mendapat telpon dari Ayah.  Ayah mengabarkan bahwa Ayah dan rekannya mengalami kecelakaan. Tapi Alhamdulillah ayah ku tidak mengalami luka parah, namun teman ayah mengalami patah tulang di kedua kakinya. Ibu menangis dan terpukul. Aku memeluk ibuku dan menenangkannya.
Pagi hari Ibu pergi ke Rumah sakit tempat teman ayah dirawat. Aku tidak marah saat ayah mengatakan uang tabungan akan digunakan untuk membiayai temannya. Tentu saja aku tidak mau egois, urusan untuk melanjutkan sekolah akan ku pikirkan belakangan yang penting masalah ini selesai dulu.
Hari-hari liburan aku menganggur, aku masih belum berniat mencari pekerjaan. Aku tidak ingin larut dalam kesedihan. Beruntung temanku mengajakku untuk mengajar TPA, daripada aku melamun diam saja dirumah mending aku terima aja. Jadwal ku makin padat setelah pengumuman kelulusan. Mulai dari hari Selasa,Kamis,Sabtu dan minggu mengajar anak-anak, Senin dan Rabu mengajar ibu-ibu, hari Jumát mengadakan kajian bersama. Ku lihat ibu-ibu yang semangat 45 ingin bisa membaca Al-Qurán. Aku melihat semangat mereka. Aku tidak mau kalah dengan mereka yang sudah setua ini masih mau belajar.
Aku mendengar arti sebuah surat yang artinya “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”(Q.S. Muhammad : 7), yang sedang di kaji oleh teman-teman TPA. Ku hayati setiap penjelasan yang disampaikan mereka. Entah apa yang ku rasakan. Ku rasakan ada semangat yang ingin keluar dari tubuhku.
Dulu aku telah mendaftarkan diriku mengikuti SNMPTN agar mendapat beasiswa, yah.. tentu saja aku tak mau merepotkan kedua orang tua ku karena masih harus menyekolahkan adikku. Aku telah membicarakan dengan kedua orang tua ku dan mereka pun mengijinkan dan mendoákan yang terbaik unutkku.
Pengumuan pun tiba, aku selalu berdoá kepada Allah agar memberikan yang terbaik untuk diriku. Ku buka laman web pengumuman, dan bertuliskan loading….. “Haduh,, lama sekali”gerutuku dalam hati. Aku yakin pasti banyak yang sedang membuka laman web ini untuk mengetahui apakah mereka diterima atau tidak.
Beberapa saat aku menunggu akhirnya terbuka juga, dan ternyata bertuliskan “TIDAK DITERIMA”, kecewa pasti. Tapi mau gimana lagi ini mungkin yang terbaik untuk diriku.Aku pulang ke rumah dan memberitahu kedua orang tuaku. “Sudahlah, mungkin belum rejeki,”kata ibuku.
“Daftar yang setelahnya bisa kan nak?”kata Ayahku. “Bisa ayah, tapi jika dihitung-hitung untuk biaya kuliahnya, kosnya, belum lagi uang saku, pasti banyak yah”kataku. “Nak, “ayah menatapku dengan serius, “Sekarang ayah tanya pada mu, jawab jujur. Kamu benar-benar ingin kuliah?””Tentu saja” jawabku. “Jika kamu memang ingin kuliah untuk mencari ilmu dan bersungguh-sungguh ayah akan mencarikan biayanya. Tapi, jika kamu kuliah hanya untuk gaya-gayaan mendingan gag usah!”kata ayah dengan tatapan serius. Aku termenung. Aku tidak ingin mengecewakan Ayah. Äku serius ayah, akan belajar dengan sungguh-sungguh”kataku. Ayah tersenyum.
Pagi hari ayah menyuruhku untuk mendaftar ke salah satu Universitas yang tidak jauh dari rumahku. “Lalu bagaimana dengan biayanya ayah?”, tanyaku pada ayah. “Pasti ada jalan,” kata Ayah dengan yakin. Sore harinya ayah berangkat kerja, beliau kerja sebagai buruh. Yang dalam satu minggu belum tentu bisa pulang.
Disaat malam hari aku resah, aku tidak dapat tidur. Ku ambil air wudlu dan mulai melaksanakan sholat. Apa yang harus ku lakukan Tuhan. Apakah aku harus bekerja? Jika harus bekerja, kemana aku mendaftar? Atau aku mendaftar ke Universitas lain?Lalu bagaimana dengan biaya kuliahnya? Tuhan hanya kepada-Mu aku memohon petunjuk dan berikan jalan-Mu. Aamiin.
Saat  ayah bekerja aku belum juga mendaftarkan diri ke Universitas tersebut. Ayah mengirim SMS kepadaku agar segera mendaftar ke Universitas yang telah ayah rekomendasikan padaku. “Tapi ayah, hari ini aku sedang tidak enak badan, besuk saja. Lagipula uang yang ayah titipkan kurang untuk mendaftar, besuk saja ya yah, nunggu ayah pulang.”kataku.
“Memang berapa kekurangannya? Bilang kepada ibu agar menjual ayam jago yang ada di kandang. Kalo 100 ribu pasti juga laku. Besuk ayah pulang kamu harus sudah mendaftar”isi pesan dari ayah. Aku bilang kepada ibu dan ibu menjual ayam jago itu lalu memberikan uangnya kepadaku untuk mendaftar ke Universitas tersebut .
Keesokan harinya aku mendaftar sendirian dengan keadaan tubuh yang memang lemas karena masih sakit. “Ya Allah, jika memang ini jalanku, tolong permudahkanlah”doáku selama dalam perjalanan. Aku mulai mendaftar dari mulai mengisi formulir. “Kamu mendaftar sendirian?”tanya petugas kepadaku. Ïya” jawabku. Petugas itu menyuruhku membawa formulir pulang agar dimintakan tanda tangan orang tua. Akhirnya aku diterima dan menjalani kuliah dengan lancar.
Aku percaya Allah bersama kita dan akan mempermudahkan jalan yang memang baik untuk kita.

Senin, 21 Desember 2015

Takut kehilangan teman akrab




Hiasilah dirimu dengan iman dan sabar. Iman yang kuat akan menjadikanmu berkomitmen terhadap perintah Allah, dan setelah itu tidak seorangpun yang perlu engkau risaukan.
Siapakah yang lebih berhak mendapat ketaatan ?
Allah ataukah temanmu? Apakah temanmu dapat menyelamatkanmu dari siksa Allah  pada hari kiamat?
Allah berfirman :
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya seraya berkata: ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.
Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku).
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.”
(Al-Furqan:27-29)
Seorang mukmin wajib menjauhi serta memerangi segala sesuatu yang membawa dirinya menuju keburukan, baik itu hawa nafsu, iblis, maupun setan manusia. Mereka semua harus diperlakukan sebagai musuh.
Wahai Saudariku yang tercinta, jika engkau mencintai temanmu kenapa engkau tidak mengajaknya menuju kebaikan dengan cara terbaik?
Katakan padanya bahwa dirimu mencintainya dan mengaharap kebaikan untuknya. Ingatkan dia dengan ayat-ayat Allah, hadis-hadis Nabi dan terangkanlah maknanya.
Jika  dia memperoleh hidayah, maka engaku akan mendapatkan pahala hidayah tersebut. Kalian berdua akan menjadi dua bersaudara yang saling bahu-membahu dalam kebaikan dan takwa.
Jika dirimu telah mencoba segala cara untuk memberi hidayah kepadanya namun dia tetap mempertahankan perilakunya dan menolak ayat-ayat Allah serta nasihatmu, maka jauhilah dia karena dia tidak pantas menjadi temanmu dalam meniti jalanmu menuju Allah.
Bukankah setiap orang yang menolak perintah Allah adalah musuh bagimu? Meski dia terus menerus dalam kemaksiatannya, kamu wajib tetap tegar dalam menapaki kepatuhan perintah Allah.
Jauhilah dia dan bersahabatlah dengan orang yang cinta Allah dan rasul-Nya, sahabat yang akan membawamu ke surga.
Carilah Sahabat yang tepat yang bersama-sama berjuang di jalan Allah.
Diriwayatkan apabila seseorang telah masuk kedalam surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat mereka  yang selalu bersama mereka di dunia. Mereka bertanya kepada Allah Ta’ala tentang sahabat mereka, “Ya Rabb, kami tidak melihat sahabat-sahabat kami sewaktu di dunia (yang) shalat bersama kami, puasa bersama kami, dan berjuang bersama kami.”
Maka Allah berfirman :”Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walaupun hanya sebesar zarrah.” (HR.Ibnul Mubarak dalam kitab “Az-Zuhd”).
Dalam sebuah hadits yang shahih  disebutkan, “Permisalan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jelek seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Duduk dengan penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya,dan bisa jadi engkau membeli darinya dan bisa jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi.
Sementara duduk dengan pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu dan bisa jadi engaku dapati darinya bau yang tak sedap.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)

Rabu, 16 Desember 2015

Sahabatku Tak Lekang Oleh Waktu Episode 1



Namaku Raisa Azalia Putri, aku biasa dipanggil Raisa. Sejak kecil aku berbeda dengan teman-temanku, tak pernah mendapat perhatian lebih dari kedua orangtuaku. Terutama ayahku. Saat yang lain mendapat juara, orang tua mereka selalu memberikan hadiah kepada mereka sebagai bentuk perasaan bangga karena anaknya mendapat juara. Aku memang terlahir dari keluarga yang pas-pasan, tapi bukan hadiah yang aku inginkan. Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya membuat kedua orang tua ku bangga terhadapku.
Suatu hari, aku mencoba bertanya kepada kedua orang tuaku tentang keputusan setelah SMP apakah aku harus memilih SMA atau SMK. Malam itu cuaca sangat cerah, setelah sholat Isya’, aku pergi ke ruang keluarga. Ku lihat ayah dan ibu sedang duduk dengan serius, ntah apa yang mereka bicarakan.
“Ayah, Ibu,..” sepertinya ucapanku membuat mereka kaget.
“Ada apa?” Tanya ayah kepadaku. Aku takut sekali dengan ayah. Apalagi jika membuatnya marah.
“Ayah, setelah Raisa lulus apakah  Raisa akan masuk SMA atau SMK?”
Dengan dingin ayah menjawab, “Itu terserah kepadamu apakah kamu ingin masuk SMA atau SMK. Kamu yang menentukan, kamu itu sudah dewasa jadi tahu apa yang kamu inginkan.” Ayah berlalu masuk ke kamar meninggalkan aku dan ibu diruang keluarga.
Aku termenung. Ini keputusan yang sangat berat. “sudah jangan sedih seperti itu. Benar kata ayahmu, kamu sudah dewasa bisa menentukan pilihan mu sendiri. Tapi berjanjilah kepada ibu kamu harus konsisten dan belajar sungguh-sungguh. Pikirkan baik-baik keputusanmu.” Ucap ibu.
“Sudah malam, waktunya kamu istirahat.”
“Baik bu,”  Ibu masuk ke kamar. Aku termenung dan berjalan ke teras depan. Ku lihat ke langit, bintang-bintang terlihat indah malam ini.
“Hmmm, ini keputusan yang sulit. Aku ingin ke SMA karena memang cita-citaku menjadi seorang dokter. Tapi aku juga kasihan dengan kedua orangtua ku. Apa sebaiknya aku masuk ke SMK saja? Kerja dulu baru kuliah lagi?” Batinku dalam hati.
Kulihat hari mulai larut, aku beranjak ke kamar untuk tidur. Aku berharap dapat membahagiakan kedua orangtuaku.
**^^**
Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan. Memang sih nilai untuk hari ini belum keluar. Tapi setidaknya aku sudah tahu apakah aku lulus atau tidak. Sekolah ku memang berbeda dengan SMP-SMP yang lain. Karena nilai akan diumumkan keesokan hari setelah mengetahui lulus atau tidak. Hal ini yang membuat aku menjadi deg-degan. Karena jika nilaiku bagus aku akan dipanggil naik ke atas panggung untuk menerima beasiswa. Bukan hanya itu pengumuman tersebut disaksikan oleh seluruh siswa dan orang tua wali.
Ku lihat papan pengumuman, yah.. aku sudah tahu bahwa aku lulus. Aku berlalu begitu saja, setidaknya aku sudah tahu bahwa aku lulus.
“Raisa….” Seorang gadis cantik berlari menghampiriku. Saat tiba dihadapanku dikembangkan senyum lebarnya dan aku dipeluknya. “Aku lulus,,” bisiknya kepadaku.
“Selamat ya Ren, akhirnya kamu lulus juga”
Dia melepaskan pelukannya sambil melotot kepadaku “Apa maksudmu akhirnya lulus juga?” dengan wajah khasnya saat dia sedang marah, ingin rasanya aku mencubit pipi sahabatku ini.
“iya, iya maaf, seneng aja sahabatku lulus juga. Nggak nyangka aja Reni yang biasanya minjem PR ku setiap hari akhirnya bisa lulus.” Sambil tersenyum dia menangis.
“Ah, Raisa,, kamu kok ngomongnya gitu,,” Air matanya mulai tak dapat terbendung.
“Ih,, Reni kok kamu nangis kenapa?”, kulihat ada sesuatu yang akan Reni ungkapkan kepadaku.
“Setelah hari ini mungkin aku tidak akan lagi mengganggumu. Tidak akan lagi mencontek PR mu,”
“Iya benar, kamu harus belajar yang rajin. Tapi kalau kamu butuh bantuan mengerjakan PR kita bisa belajar bersama”
“Kamu nggak reti Raisa, “ dia menangis dan memelukku kembali. Dia berkata, “Aku akan pindah Raisa. Aku akan ke Amerika.”
“Kapan kamu akan pergi?Bisakah kita pergi bermain bersama dulu sebelum kau pergi?”
“Aku akan pergi hari ini. Nanti setelah pulang sekolah aku akan langsung ke bandara. Aku telah berkemas sejak tadi malam. Ayah besok yang akan mengambilkan nilai dan ijazahku.”
Aku tak dapat menahan tangis, ku peluk erat sahabatku untuk yang terakhir kalinya sebelum dia pindah.
Dia melepaskan pelukannya, dia tersenyum. “Kita kan bisa ketemu lain kali, aku kan Cuma pindah ke Amerika. Kita masih bisa berhubungan lewat media sosial” Dia tersenyum lebar dan berkata, “Aku pulang dulu ya, jaga diri baik-baik Raisa. Selamat tinggal.” Dia berlari dan melambaikan tangannya,, “Sampai jumpa” ucapnya.
Aku tahu betul Reni, dia memang seperti itu. Tak pernah bisa mengatakan selamat tinggal.
**^^**

Selasa, 15 Desember 2015

Bagaimana Shalat Kita Hari Ini ???!!!



Bagaimana kabar temen-temen hari ini? Alhamdulillah, baik kan?
Lalu bagaimanakah sholat kita hari ini?
Untuk sekedar mengingatkan kembali penrintah sholat agar lebih mantap bahwa apa yang kita kerjakan itu memang perintah dari Allah, mari baca artikel berikut,
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi setiap kaum muslimin yang sudah baligh (Ingat! Wajib bagi setiap muslimin, dan nggak boleh diwakilin!).  Selain itu shalat juga merupakan rukun islam yang kedua. Dan merupakan tiang agama (Islam).
Bagaimana bangunannya bisa kokoh, jika tiang penyangganya saja tidak diperkokoh? Alhasil? Roboooh….
Dalam sebuah hadist Nabi bersabda
 “ Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah shalatnya..”(H.R. Abu Dawud ).
Sesungguhnya pertama kali yang dihisab (ditanya dan diminta pertanggungjawaban) dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.” (HR. Tirmidzi)
Dari hadist diatas, sudah dapat kita simpulkan bahwa sholat itu penting!!!!
Perintah shalat ini hendaklah ditanamkan dalam hati dan jiwa kita umat muslim dan anak-anak dengan cara pendidikan yang cermat, dan dilakukan sejak kecil sebagaimana tersebut dalam hadis nabi Muhammad SAW
“Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat diwaktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukulah (kalau mereka enggan melaksanakan sholat) diwaktu usia mereka meningkat sepuluh tahun.” (H.R. Abu Dawud).
Sedang galau,? Sedih? Banyak Masalah? Yuk, sholat.
Shalat mempunyai andil cukup besar dalam memberikan perasaan lega, tenang, kemantapan dan kelapangan hati. Karena shalat adalah penghubung hati seorang hamba kepada Allah. Ia adalah sebaik-baiknya amal seseorang, seperti apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw, “Ketahuilah bahwa sebaik-baiknya amal kamu adalah shalat.” (HR Ibnu Majah dan al-Hakim dari Tsauban)
LEBIH HEBAT LAGI, apabila sholat berjama’ah
“Shalat dengan berjamaah dimasjid itu lebih utama dari pada shalat sendiri”. (HR. Bukhari-Muslim).
Dimana syariat islam memberikan penghargaan yang sangat tinggi terhadap pelaksanaan shalat berjamaah lima waktu yaitu 25 atau 27 derajat dibanding shalat dirumah sendirian,
Baginda Rasulullah SAW bersabda : “Shalat berjamaah lebih unggul dua puluh tujuh derajat dibandingkan dengan shalat sendirian.” (HR. Bukhari-Muslim)
“Barang siapa menghadiri shalat jama’ah Isya, maka ia seolah-olah mendirikan shalat setengah malam, sedang barangsiapa yang menghadiri shalat jama’ah Shubuh, maka ia seolah-olah mendirikan shalat semalam suntuk”. (HR. Muslim).
Subhanallah!!! Betapa beruntungnya orang yang berdisiplin dalam melaksanakan kewajiban shalat wajib berjamaah dan betapa meruginya orang yang melalaikan shalat berjamaah.
Lalu bagaimana sholat kita hari ini? J J J