selamat datang di blog saya
walaupun tak banyak yang saya tulis/terbitkan smoga dapat meghibur,, stelah baca jnga lupa kritik sarannya + coment
terimakasihhhhhhh.............

Rabu, 16 Desember 2015

Sahabatku Tak Lekang Oleh Waktu Episode 1



Namaku Raisa Azalia Putri, aku biasa dipanggil Raisa. Sejak kecil aku berbeda dengan teman-temanku, tak pernah mendapat perhatian lebih dari kedua orangtuaku. Terutama ayahku. Saat yang lain mendapat juara, orang tua mereka selalu memberikan hadiah kepada mereka sebagai bentuk perasaan bangga karena anaknya mendapat juara. Aku memang terlahir dari keluarga yang pas-pasan, tapi bukan hadiah yang aku inginkan. Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya membuat kedua orang tua ku bangga terhadapku.
Suatu hari, aku mencoba bertanya kepada kedua orang tuaku tentang keputusan setelah SMP apakah aku harus memilih SMA atau SMK. Malam itu cuaca sangat cerah, setelah sholat Isya’, aku pergi ke ruang keluarga. Ku lihat ayah dan ibu sedang duduk dengan serius, ntah apa yang mereka bicarakan.
“Ayah, Ibu,..” sepertinya ucapanku membuat mereka kaget.
“Ada apa?” Tanya ayah kepadaku. Aku takut sekali dengan ayah. Apalagi jika membuatnya marah.
“Ayah, setelah Raisa lulus apakah  Raisa akan masuk SMA atau SMK?”
Dengan dingin ayah menjawab, “Itu terserah kepadamu apakah kamu ingin masuk SMA atau SMK. Kamu yang menentukan, kamu itu sudah dewasa jadi tahu apa yang kamu inginkan.” Ayah berlalu masuk ke kamar meninggalkan aku dan ibu diruang keluarga.
Aku termenung. Ini keputusan yang sangat berat. “sudah jangan sedih seperti itu. Benar kata ayahmu, kamu sudah dewasa bisa menentukan pilihan mu sendiri. Tapi berjanjilah kepada ibu kamu harus konsisten dan belajar sungguh-sungguh. Pikirkan baik-baik keputusanmu.” Ucap ibu.
“Sudah malam, waktunya kamu istirahat.”
“Baik bu,”  Ibu masuk ke kamar. Aku termenung dan berjalan ke teras depan. Ku lihat ke langit, bintang-bintang terlihat indah malam ini.
“Hmmm, ini keputusan yang sulit. Aku ingin ke SMA karena memang cita-citaku menjadi seorang dokter. Tapi aku juga kasihan dengan kedua orangtua ku. Apa sebaiknya aku masuk ke SMK saja? Kerja dulu baru kuliah lagi?” Batinku dalam hati.
Kulihat hari mulai larut, aku beranjak ke kamar untuk tidur. Aku berharap dapat membahagiakan kedua orangtuaku.
**^^**
Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan. Memang sih nilai untuk hari ini belum keluar. Tapi setidaknya aku sudah tahu apakah aku lulus atau tidak. Sekolah ku memang berbeda dengan SMP-SMP yang lain. Karena nilai akan diumumkan keesokan hari setelah mengetahui lulus atau tidak. Hal ini yang membuat aku menjadi deg-degan. Karena jika nilaiku bagus aku akan dipanggil naik ke atas panggung untuk menerima beasiswa. Bukan hanya itu pengumuman tersebut disaksikan oleh seluruh siswa dan orang tua wali.
Ku lihat papan pengumuman, yah.. aku sudah tahu bahwa aku lulus. Aku berlalu begitu saja, setidaknya aku sudah tahu bahwa aku lulus.
“Raisa….” Seorang gadis cantik berlari menghampiriku. Saat tiba dihadapanku dikembangkan senyum lebarnya dan aku dipeluknya. “Aku lulus,,” bisiknya kepadaku.
“Selamat ya Ren, akhirnya kamu lulus juga”
Dia melepaskan pelukannya sambil melotot kepadaku “Apa maksudmu akhirnya lulus juga?” dengan wajah khasnya saat dia sedang marah, ingin rasanya aku mencubit pipi sahabatku ini.
“iya, iya maaf, seneng aja sahabatku lulus juga. Nggak nyangka aja Reni yang biasanya minjem PR ku setiap hari akhirnya bisa lulus.” Sambil tersenyum dia menangis.
“Ah, Raisa,, kamu kok ngomongnya gitu,,” Air matanya mulai tak dapat terbendung.
“Ih,, Reni kok kamu nangis kenapa?”, kulihat ada sesuatu yang akan Reni ungkapkan kepadaku.
“Setelah hari ini mungkin aku tidak akan lagi mengganggumu. Tidak akan lagi mencontek PR mu,”
“Iya benar, kamu harus belajar yang rajin. Tapi kalau kamu butuh bantuan mengerjakan PR kita bisa belajar bersama”
“Kamu nggak reti Raisa, “ dia menangis dan memelukku kembali. Dia berkata, “Aku akan pindah Raisa. Aku akan ke Amerika.”
“Kapan kamu akan pergi?Bisakah kita pergi bermain bersama dulu sebelum kau pergi?”
“Aku akan pergi hari ini. Nanti setelah pulang sekolah aku akan langsung ke bandara. Aku telah berkemas sejak tadi malam. Ayah besok yang akan mengambilkan nilai dan ijazahku.”
Aku tak dapat menahan tangis, ku peluk erat sahabatku untuk yang terakhir kalinya sebelum dia pindah.
Dia melepaskan pelukannya, dia tersenyum. “Kita kan bisa ketemu lain kali, aku kan Cuma pindah ke Amerika. Kita masih bisa berhubungan lewat media sosial” Dia tersenyum lebar dan berkata, “Aku pulang dulu ya, jaga diri baik-baik Raisa. Selamat tinggal.” Dia berlari dan melambaikan tangannya,, “Sampai jumpa” ucapnya.
Aku tahu betul Reni, dia memang seperti itu. Tak pernah bisa mengatakan selamat tinggal.
**^^**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar